Mengulas Tingkat Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Mengulik indeks kesehatan dan kesejahteraan dalam suatu negara, tentu saja menjadi salah satu topik yang cukup menarik untuk dibahas. Bagaimana tidak, kesehatan serta kesejahteraan sendiri menjadi salah satu aspek penting yang menunjang kehidupan masyarakat, dalam melakukan berbagai macam aktivitas, mulai dari bekerja, bermain, hingga melakukan beragam aktivitas lainnya. Kesehatan tentu saja bukan merupakan suatu masalah yang dapat disepelekan, apabila masyarakat tidak mempedulikan kesehatannya sendiri, secara tidak langsung mereka akan kesulitan untuk melakukan kegiatan produktivitas mereka yang terganggu akibat masalah kesehatan itu sendiri. Selain kesehatan, masalah kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu aspek penting selanjutnya. Masalah kesejahteraan masyarakat ada beragam jenis, mulai dari masalah psikologis, sosial, serta masalah spiritual. Terdengar sepele, dan mungkin sebagian masyarakat menyepelekan permasalahan tersebut, namun perlu diketahui, apabila permasalahan tersebut tidak diatasi dengan baik, maka akan berujung pada kesalahan yang cukup fatal. Kesejahteraan dapat diilustrasikan sebagai berikut, seorang anak yang memiliki banyak prestasi akademik yang membanggakan. Namun dibalik itu semua, ada banyak sekali tekanan yang orang tuanya berikan kepada anaknya. Sehingga anak itu tidak sejahtera dengan apa yang sudah ia capai.
Jika ingin berkaca dari jendela dunia, ada beberapa negara yang berhasil dalam memperjuangkan kedua aspek tersebut dengan baik, salah satunya adalah negara Finlandia, dengan indeks kesejahteraan tertinggi di dunia. Kemudian dalam aspek kesehatan, Singapura berhasil menjadi satu satunya negara di Asia, dengan indeks kesehatan masyarakat tertinggi di dunia. Pertama, mari mengulas kondisi kesejahteraan masyarakat di Finlandia terlebih dahulu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh World Happiness Report, Finlandia berada di posisi teratas dalam aspek kesejahteraan masyarakat, sehingga menjadikan negara tersebut dengan julukan negara paling bahagia di dunia. Bahkan ditengah situasi pandemi saat ini, posisi tersebut masih belum tergoyahkan. Aspek tersebut dilihat dari kondisi demografi, kebijakan, serta tingkat penularan penyakit yang menjadi aspek khusus akibat dari pandemi Covid-19 saat ini. Hal tersebut didukung oleh perhatian khusus pemerintah, terhadap aspek yang turut mempengaruhi kesejahteraan masyarakat seperti aspek pendidikan, fasilitas publik yang memadai, serta biaya pelayanan kesehatan yang murah serta dengan birokrasi yang cenderung tidak berbelit. Kemudian dalam indeks kesehatan, Singapura berhasil menempati posisi ke 6 menurut penelitian dari World Health Organization dengan fasilitas kesehatan yang cukup mendunia. Bahkan, ada 22 rumah sakit di Singapura yang mendapatkan akreditasi terbaik, oleh Joint Commision International.
Jika melihat kedua negara tersebut, Indonesia seharusnya memiliki peluang yang jauh lebih besar dalam menunjang aspek kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan didukung oleh sumber daya alam dan manusianya yang melimpah, seharusnya fenomena tersebut lebih mungkin terjadi di Indonesia. Lalu, bagaimana kondisi kesehatan dan kesejahteraan di Indonesia? Menurut laporan dari The Legatum Prosperity Index pada tahun 2017, Indonesia menempati urutan ke 101 dari 149 negara, dalam aspek standarisasi kesehatan di seluruh dunia. Lalu, berdasarkan laporan dari WHO, Indonesia menempati urutan ke 117. Lalu di sisi kesejahteraan masyarakat, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum sejahtera, terlebih ditengah situasi pandemi saat ini, yang cenderung menimbulkan berbagai masalah baru seperti PHK, pembatasan sosial, yang berujung pada masalah psikologis, sosial, dan spiritual seluruh masyarakat. Hal ini terlihat dari angka pengangguran Indonesia yang bertambah menjadi 9.77 juta penduduk pada bulan Agustus 2020, kemudian melonjaknya angka kemiskinan di Indonesia menjadi 26,47 penduduk menurut BPS. Berdasarkan seluruh data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Indonesia masih belum bisa memperbaiki kondisi kesehatan serta kesejahteraan masyarakatnya sendiri dengan baik.
Jika menilik dari data tersebut, memang pada dasarnya faktor yang paling mempengaruhi kondisi kesejahteraan Indonesia yang terus memburuk adalah pandemi Covid-19. Tidak bisa dipungkiri, seluruh bentuk interaksi sosial serta kegiatan masyarakat berubah drastis ditengah situasi saat ini, mulai dari aktivitas work from home, ekonomi yang kian tidak stabil, kemudian para pelajar yang harus belajar di rumah, sampai waktu yang tidak ditentukan. Tentu saja faktor tersebut membawa dampak psikologis yang cukup besar bagi masyarakat, mulai dari masalah stress dalam pekerjaan, bahkan angka putus sekolah yang meningkat tajam menjadi 157 ribu pelajar, berdasarkan laporan yang diterima dari kemendikbud. Tetapi, terlepas dari itu semua, masih ada faktor-faktor penting lainnya yang turut mempengaruhi kondisi kesehatan dan kesejahteraan di Indonesia, yakni fasilitas yang tidak memadai, lalu kurangnya rasa peka dan pedulinya masyarakat terhadap kedua aspek tersebut. Terdengar sepele, namun kedua faktor tersebut, terbukti memberikan kontribusi yang cukup signifikan, terhadap laju kesehatan dan kesejahteraan di banyak negara seluruh dunia.
Masalah pertama adalah fasilitas yang tidak memadai. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa pemerintah Indonesia hingga saat ini masih belum bisa memberikan fasilitas kesehatan publik yang merata dan cukup memadai. Meskipun sudah ada BPJS, namun permasalahan fasilitas kesehatan di Indonesia seolah tidak kunjung selesai. Biaya layanan kesehatan yang sangat mahal, kemudian fasilitas kesehatan yang masih belum merata di seluruh penjuru daerah, menjadi salah satu benalu yang cukup menyakitkan. Masih banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, baik dari pihak swasta maupun pemerintah itu sendiri, yang menggunakan kesempatan tersebut sebagai peluang bisnis yang membawa keuntungan bagi mereka sendiri. Fenomena tersebut dapat terlihat dengan jelas, mulai dari korupsi bansos, kemudian skandal penggunaan antigen bekas kepada masyarakat, yang tentu saja meraup keuntungan yang besar. Mengapa mereka berani untuk melakukan itu? Hal tersebut disebabkan oleh birokrasi dan hukum di Indonesia yang masih buruk, meskipun tidak semua pejabat bersikap demikian. Sehingga tidak mengherankan, apabila ada banyak sekali kebijakan-kebijakan yang tidak masuk akal, dan cenderung melindungi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Jika birokrasi hukumnya sendiri tidak bisa diperbaiki, bagaimana fasilitas kesehatan bisa diperbaiki dengan baik? Tentu saja itu akan menjadi mimpi atau wacana belaka saja.
Permasalahan kesehatan yang terjadi di Indonesia, juga turut mempengaruhi aspek kesejahteraan masyarakat Indonesia itu sendiri, secara tidak langsung. Masyarakat menjadi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, seperti bekerja dan mengurus keluarga. Bagaimana tidak, kesehatan mereka sendiri saja terpaksa untuk diabaikan, akibat dari fasilitas kesehatan di Indonesia yang korup. Kemudian, faktor lain yang turut mempengaruhi adalah rasa peduli dan peka dari masyarakat itu sendiri. Masih banyak masyarakat, yang tentunya mengabaikan terhadap kondisi psikologis dan kesehatan mental mereka sendiri. Salah satu contoh kasus sederhananya adalah sebagai berikut, seorang anak yang seringkali mendapatkan berbagai macam tekanan mental, seperti lingkungan keluarga dan pertemanan yang tidak mendukung, yang cenderung membuat seorang anak menjadi mudah stress, khawatir akan masa depannya. Tidak sedikit diantara para orang tua, yang tidak memperdulikan kesehatan mental anaknya. Alibinya adalah, mereka masih anak-anak tentu saja masalahnya jauh lebih ringan dibandingkan dengan masalah orang tuanya sendiri. Selain itu, masalah berikutnya adalah mereka gemar membandingkan prestasi anaknya dengan teman sebayanya atau saudaranya yang lebih sukses. Kesalahan perspektif atau sudut pandang inilah yang justru memberikan dampak yang cukup berbahaya terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi generasi muda. Lalu yang lebih buruknya lagi adalah, masalah serupa tidak hanya dihadapi oleh anak-anak saja, melainkan orang dewasa pun turut menjadi korban dari permasalahan tersebut.
Berdasarkan seluruh pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat tidak bisa disepelekan begitu saja. Pasalnya ,kedua permasalahan tersebut akan cenderung merembet ke berbagai macam fenomena maupun masalah baru itu sendiri secara tidak langsung. Seperti fasilitas kesehatan Indonesia yang masih belum baik, yang dilatarbelakangi oleh perilaku korupsi, birokrasi hukum yang tidak membuat para oknum jera. Secara tidak langsung, permasalahan kesehatan di Indonesia juga berujung kepada permasalahan hukum dan politik di Indonesia. Kemudian permasalahan kesejahteraan masyarakat, mereka yang memiliki masalah kesehatan mental, psikologis, serta hal yang mengganggu kesejahteraan mereka, tentu saja akan berujung pada permasalahan baru lainnya yang berdampak kepada keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara, seperti seorang pekerja yang mendapatkan banyak tuntutan dalam perusahaannya, menyebabkan kinerja dan produktivitasnya menjadi kurang baik. Apabila permasalahan tersebut ditemukan hampir di setiap perusahaan, baik pemerintah maupun swasta, tentu saja akan mempengaruhi kinerja perekonomian kita secara tidak langsung. Pemerintah Indonesia perlu merevitalisasi kembali, aspek kesehatan dan kesejahteraan masyarakat mereka, dengan belajar dari negara-negara yang sudah cukup berhasil dalam mengendalikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat mereka sendiri, seperti Singapura dan masih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Tirto.(2020, 25 Februari).”WHO : Kesehatan dan Kesejahteraan Anak Indonesia Peringkat 117 Dunia”. https://tirto.id/who-kesehatan-dan-kesejahteraan-anak-indonesia-peringkat-117-dunia-eBc4. Diakses pada tanggal 19 Mei 2021.
Warta Ekonomi.(2021, 1 Januari).”Refleksi Akhir Tahun 2020 dari Fraksi PKS : Seluruh Indikator Kesejahteraan Memburuk”. https://www.wartaekonomi.co.id/read320811/refleksi-akhir-tahun-2020-dari-fraksi-pks-seluruh-indikator-kesejahteraan-memburuk. Diakses pada tanggal 19 Mei 2021.
Kompas.(2021, 22 Maret).”20 Negara Paling Bahagia di Dunia 2021, Indonesia Termasuk?”. https://travel.kompas.com/read/2021/03/22/160400827/20-negara-paling-bahagia-di-dunia-2021-indonesia-termasuk?page=all#:~:text=Melansir%20Forbes%2C%20Jumat%20(19%2F,Denmark%2C%20Swiss%2C%20dan%20Belanda.. Diakses pada tanggal 19 Mei 2021.
SmarterHealth.(2020).”Seperti Apa Sistem Kesehatan Singapura yang Mendunia itu?”. https://www.smarterhealth.id/seperti-apa-sistem-kesehatan-singapura-yang-mendunia-itu/. Diakses pada tanggal 19 Mei 2021.
Databooks.(2020).”Terdapat 157 Ribu Siswa Putus Sekolah Pada Tahun Ajaran 2019, 2020”. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/01/11/terdapat-157-ribu-siswa-putus-sekolah-pada-tahun-ajaran-20192020#:~:text=Siswa%20Putus%20Sekolah%20Tahun%20Ajaran%202019%2F2020&text=Kementerian%20Pendidikan%20dan%20Kebudayaan%20(Kemendikbud,pada%20tahun%20ajaran%202019%2F%202020. Diakses pada tanggal 19 Mei 2021.